Anonim

 


(FYI, dia bilang dia juga suka pantai)

Mmm...langsung saja ya, kalian pernah ngga sih menyukai seseorang yang bahkan wajahnya saja kalian ngga tahu seperti apa? Perawakannya dia itu bagaimana, dan segala bentuk fisik yang dia miliki dalam dirinya. 

Iya, itu yang aku rasain sekarang. Aku mungkin menyukai seseorang yang tidak ku ketahui bentuk fisiknya itu seperti apa. Yang aku tahu, aku selalu connect dan nyaman kalo lagi ngobrol sama dia.

Biar ku ceritakan sedikit yang ku ketahui dari dia ya, kami berkenalan di sebuah situs sosial yang di sana memang tidak tercantum identitas dari penggunanya. Kami saling bertukar cerita, hingga aku tahu ternyata dia asal Yogyakarta. Kota yang selama ini aku sering kunjungi dan kota favorit aku banget. Tapi saat ini dia sedang menempuh S1 nya di Arab Saudi, mungkin kalo aku ngga salah tepatnya di Madinah.

Karena aku ngga bisa lanjut di situs itu, kami akhirnya pindah ke akun WhatsApp yang tentunya aku memang sering menggunakannya. 

Hari berganti hari, kami masih tetap saling bertukar pesan. Selisih waktu 4 jam membuatku kerap sekali menunggu pesan balasan dari dia, karena memang waktu di sini sudah memasuki tengah malam, di sana masih sore. Dan saat di Indonesia sudah pagi, di sana dia sudah waktunya istirahat. Jadi, iya aku ngga tau kenapa kesal sekali dengan perbedaan waktu karena pesanku sudah jarang dia balas.

Kami memang hanya sebatas ngobrol biasa, dia juga kerap memberitahuku aktivitas dia apa aja di sana. Aku pun demikian. Tapi entah, hari berlanjut dan aku sedikit berharap lebih sama dia. Padahal dia tidak melakukan sesuatu yang special buat aku. Yaah, dasar cewe emang suka baperan yaa. Hihi

Tapi kali ini, aku tidak mau perasaan baper yang aku rasain sendirian ini terus berlanjut, akhirnya aku memutuskan untuk berhenti saling bertukar pesan dengannya, dan memblokir kontak dia demi kewarasanku sendiri.

Terkesan kekanakan memang, tapi itu merupakan caraku agar tidak melulu menunggu dia yang membuat perasaan aku tidak enak saat menunggu. Iya iya lah ya, mana ada menunggu itu menyenangkan.

Mungkin dia terheran-heran kenapa aku meblokirnya, padahal dia tidak salah apa-apa. Dia memperlakukanku dengan baik, tapi ini keputusanku. Maafkan aku ya, ehehe. 

Aku tidak tahu bagaimana perasaan dia terhadapku, dan aku sama sekali tidak mau tahu. Dia memperlakukanku dengan baik, belum tentu dia menyukaiku kan? Kita hanya saling bertukar pesan secara wajar. Akunya saja yang tidak wajar berharap lebih atas itu semua.

Emm. Mungkin itu saja sih ceritaku kali ini, aku tidak tau bakalan ada yang baca atau ngga, hanya saja aku ingin menuangkan ceritaku dalam bentuk tulisan. Itu saja. Doain aku untuk tetap berpikiran waras yaa.  Hihi. Love you!!!

Oiya...for your information, sampai detik ini pun aku sama sekali tidak mengetahui nama dia guys, meski dia tahu namaku, dia tidak memberitahuku namanya dengan jelas. Makanya, aku berinisiatif untuk memanggilnya Anonim. Hihi. Dadah!!



-Yulisanti-



Komentar

Postingan Populer